Minggu, 23 Desember 2018

Jaringan Penggelapan Mobil Rental Diadili

Lima terdakwa dugaan perkara penipuan dan penggelapan mobil rental jalani sidang perdana di Pengadilan Negeri (PN) Surabaya, Senin (10/12/2018). Lima anggota jaringan ini antara lain, Ismail Arafat, Hatta, Edi Sujoko, Ari Wahyuni, dan Imam Wahyudi.

Sidang di ruang Garuda tersebut digelar dengan agenda pembacaan berkas dakwaan oleh Jaksa Penuntut Umum (JPU) Ali Prakosa dari Kejaksaan Negeri (Kejari) Surabaya.

Dalam dakwaan jaksa diceritakan, kelima terdakwa kongkalikong menipu, lalu menggelapkan sebuah mobil merek Toyota Avanza berwarna hitam dengan plat nomor polisi N-1502-H milik korban Soandhika Setyawan.

“Perbuatan terdakwa, sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Pasal 372 KUHP juncto Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP,” kata jaksa membacakan berkas dakwaan, Senin (10/12/2018).

Atas dakwaan jaksa, kelima terdakwa tidak membantah. “Tidak mengajukan eksepsi (bantahan dakwaan, red),” ujar kelima terdakwa menjawab pertanyaan hakim.

Perlu diketahui, terdakwa Hatta Dwi Cahya Alias Dwi dan Imam Wahyudi sekitar bulan Oktober 2017, sedang berada di rumah saksi Ari Wahyuni di Pakuwon Indah Blok PF 5/1 Surabaya. Lalu  Imam Wahyudi menghubungi Andhika Setiawan, pemilik rental mobil PT Jaguar Indo Sukses dengan tujuan akan menyewa mobil untuk dipakai temannya yang bernama Ismail Arafat (DPO).

Terhitung, sejak tanggal 6 Oktober sampai 8 Oktober 2017, disepakati harga sewa mobil surabaya sebesar Rp300 ribu per hari.

Selanjutnya, pada hari Jumat, tanggal 6 Oktober 2018, Imam Wahyudi dan Ismail Arafat datang ke rental mobil milik Andhika di Jalan Raya Jemursari 205 A/08 Surabaya untuk mengambil mobil. Untuk uang sewa mobil disepakati dibayarkan setelah sewa mobil berakhir.

Lalu, Andhika Setiawan menyerahkan mobil miliknya yaitu mobil Toyota New Avanza Nopol N-1502-H warna hitam tahun 2015. Setelah masa sewa berakhir, mobil itu dikembalikan dalam kondisi rusak.

Otomatis Andhika tidak mau menerima mobil tersebut dan meminta supaya memperbaiki mobil itu terlebih dahulu. Selanjutnya, Imam Wahyudi memasukkan mobil itu ke bengkel yang beralamat di Jalan Rungkut Alang-Alang Surabaya.

Namun, karena Imam Wahyudi tidak mempunyai uang untuk memperbaiki mobil tersebut, ia meminjam uang kepada Saksi Edi Sujoko sebesar Rp11,5 juta untuk biaya perbaikan mobil.

Sampai akhirnya, mobil itu berpindah tangan ke tiga terdakwa lain dan tak kunjung dikembalikan ke korban. Akibat ulah kelima terdakwa, seluruhnya terancam pasal Pasal 372 KUHP Juncto Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP. Sidang dilanjutkan pekan depan dengan agenda mendengarkan keterangan saksi yang dihadirkan pihak jaksa.

Dua Mahasiswa Bandung Ini Membuat Aplikasi Rental Mobil, Idenya dari Pengalaman Pribadi

Di tengah ramainya layanan trasportasi melalui sistem online, kini telah lahir pula aplikasi layanan rental mobil di Bandung.

Aplikasi yang diberi nama egarage.id, yakni aplikasi market place rental mobil ini dibuat oleh Teuku M Raza Iqbal dan Ghuniyu Fattah Rozaq, mahasiswa Sistem Informasi Telkom University.

Ide awalnya, diakui Teuku M Raza Iqbal (20),  merupakan pengalaman pribadi yang selama ini aktif berbisnis rental mobil Bandung.

Sistem rentalnya melalui telepon. Karena hanya satu mobil yang ia sewakan, terkadang banyak konsumen yang menelepon tetapi mobilnya tidak tersedia karena sudah disewakan.

"Terpikir coba saja ya ada alat yang bisa secara otomatis memberitahu konsumen, mobil yang disewakan sedang tidak tersedia," ujar Abay, sapaan Teuku, di Jalan Ciliwung, Bandung, Selasa (6/2/2018).

Akhirnya ia mengajak teman satu angkatan dan satu jurusannya, Ghuniyu Fattah Rozaq (23) atau yang disapa Gugun, untuk membuat aplikasi rental mobil.

Abay dan Gugun pertama kali bertemu dalam satu forum diskusi.

Selasa, 03 April 2018

Pintar! Gajah Gembira Loka Yogyakarta Zoo Beri Kalungan Bunga ke Siswa SMA Taruna Nusantara

Pelajar Kelas X SMA Taruna Nusantara (TN), Magelang dari angkatan XXVIII, kemarin mengakhiri studi wisata di Gembira Loka Zoo (GL Zoo) Yogyakarta. Kedatangan rombongan langsung disambut pengalungan bunga oleh gajah betina milik kebun binatang tersebut dengan belalainya.

Kalungan bunga yang dilakukan oleh gajah betina bernama Gilang tersebut, diberikan kepada dua siswa SMA TN masing-masing bernama Glen Putera Oktarino dan Mega Putri Andrini. Prosesi unik ini disaksikan langsung oleh Kepala Sekolah SMA TN Brigjen TNI (Purn) Soebagio dan Dirut GL Zoo, KMT A Tirtodiprojo di Mayang Tirto.

Rombongan sebanyak 380 siswa itu mengaku senang bisa berkunjung di kebun binatang terbesar di Jateng dan Yogyakarta. Karena selain bisa menyaksikan berbagai jenis binatang koleksi GL Zoo, para pelajar juga bisa menikmati sarana dan prasarana yang ada di kebun binatang itu.

Ketua panitia studi wisata, Asri Trisno Utomo menjelaskan, kegiatan studi wisata bagi siswa kelas X angkatan XXVIII dilaksanakan selama tiga hari sejak Selasa (20/3) lalu. 

''Di hari terakhir wisata, kami kenalkan satwa koleksi Gembira Loka Yogyakarta Zoo kepada para siswa. Jadi, di kebun binatangn ini kami berwisata sambil belajar tentang satwa,'' terang Asri. Ternyata, koleksi binatang yang dimiliki kebun binatang ini jumlahnya cukup banyak yang jumlahnya mencapai ribuan.

Di kebun binatang ini para siswa disuguhi berbagai atraksi satwa, seperti pengenalan gajah di habitat aslinya dan pentas satwa terampil yang digelar gratis bagi pengunjung lainnya. Selain itu, rombongan siswa TN berkesempatan menikmati wahana yang ada, seperti naik kapal katamaran, speedboad, perahu kayuh, bumper boat dan transport keliling (Taring) yang dioperasikan di kebun binatang setempat.

Kepala Sekolah TN Brigjen TNI (Purn) Soebagio yang datang ke GL Zoo bersama para pamong TN lainnya mengakui di kebun binatang Yogyakarta ini merupakan sarana edukasi, rekreasi dan sekaligus sarana  hiburan yang sehat. ''Sebagian siswa TN mungkin ada yang belum pernah bekunjung ke kebun binatang ini, termasuk saya,'' ujar Soebagio. 

Sunset Instagramable di Candi Ijo Yogyakarta Barong

Selain sarat sejarah, Candi Ijo di Klaten juga menjadi spot untuk melihat sunset cantik. Seperti ini pesonanya.

Pulang ke kampung halaman selalu menjadi moment istimewa bagi saya. Ini artinya kami tak sekedar melakukan perjalanan tapi juga traveling. Mengunjungi surga-surga tersembunyi di sekitar rumah karena terbatasnya waktu.

Alangkah beruntungnya, saya yang memiliki tanah kelahiran Klaten, kota kecil yang diapit dua kota Yogyakarta dan Solo. Kota yang seakan tiada habisnya akan kekayaan wisata baik alam, budaya maupun buatan manusia.

Lebaran kemarin kami tak mudik. Gantinya pulang kampung jelang Hari Raya Idul Adha. Moda transportasi kereta api pun jadi andalan. 

Pilihan saya jatuh pada kereta api Lodaya Bandung-Klaten (tujuan akhir Solo Balapan) yang akan mengantar kami bersua dengan orang tua dan sanak keluarga yang lain.

Hari kedua di rumah, kami segera mencari tempat wisata yang dijangkau cepat. Rencananya kami ingin ke Candi Ijo Yogyakarta yang katanya memiliki sunset yang indah. Tapi, berhubung waktu semakin sore atas rekomendasi dari bapak pemilik warung di pinggir jalan, kami singgah di Candi Barong.

Saya yang katrok mungkin. Untuk lokasinya yang tak terlalu jauh dari Candi Prambanan, saya malah baru mengetahui tentang candi ini. 

Kompleks candinya tidak terlalu luas. Untuk sampai ke candi utama harus berjalan kaki terlebih dahulu melewati taman dan pelataran lalu naik tangga. Dan lihatlah mentari yang akan ke peraduan itu. Cantik sekali bukan. "Seperti di film-film!" kata saya pada Darma Legi, suami yang mengabadikan lewat bidikannya.

Saya susah mendeskripsikannya dengan kata-kata. Saking indahnya, mata terpaku, saya geming menyaksikan surya perlahan meninggalkan pohon jati yang disinarinya. 

Cahaya keemasan pun mulai menimpa bangunan candi yang reruntuhannya ditemukan tahun 1913 oleh orang Belanda. Nun kejauhan di sisi utara, Merapi pun tak kalah gagahnya. Pesona yang tiada tara.

Sunset atau sunrise menjadi fenomena alam yang mungkin paling dicari traveler atau pemburu fotografi. Bintang terdekat dengan bumi ini selalu menarik. 

Walau malam berganti pagi dan siang berganti malam setiap hari, tapi matahari selalu mempunyai sisi berbeda di mana ia dipandang. 

Dari puncak-puncak gunung kita rela menembus dinginnya pagi-pagi buta untuk sunrise tercantik. Di tepi-tepi pantai, diiringi deburan ombak kita menanti matahari tenggelam di batas cakrawala. Tentunya dengan faktor keberuntungan juga sebab kadang cuaca tak bersahabat atau awan yang menghalangi sang primadona fotografer. 

Kalau tidak ada waktu ke Parangtritis, Candi Barong yang terletak di atas salah satu bukit pegunungan kidul ini bisa menjadi alternatif pecinta sunset.

Candi Hindu ini menghadap ke arah terbenamnya matahari dengan pemandangan ladang dan bukit yang tandus. Konon, kondisi geografis ini yang mendasari pembangunan candi. 

Sebuah candi yang digunakan untuk pemujaan memohon kesuburan pada Dewa Wishnu dan Dewi Laksmi. Karenanya, Candi Barong merupakan perlambang kesuburan.

Terkait nama Barong diambil dari arca barong atau kala yang ada di sekeliling candi. Barong dipercaya perwujudan singa atau beruang (bakhruang/baruang, Bahasa Kawi) yang merupakan simbol kebaikan atau kemenangan.

Kompleks ini masih relatif sepi pengunjung, mungkin karena letaknya yang di atas bukit. Tersembunyi atau mblusuk menembus pepohonan jati di kiri kanan jalan. Tanpa penunjuk arah mungkin tak akan ada yang mengira terdapat candi di lokasi seperti ini. 

Tak jauh dari lokasi ini terdapat reruntuhan candi yang katanya akan segera dibangun. Oh iya, dari sini kita bisa melihat tebing breksi yang sedang tenar dengan sunset-nya itu juga lho.

Tertarik ke sini, aksesnya mudah. Baiknya memakai kendaraan pribadi. Bawa bekal asyik juga karena terdapat beberapa pendopo untuk kita beristirahat. 

Kalau dari arah Solo belok kiri di gapura perbatasan Provinsi Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Tinggal ikuti saja jalan tersebut sampai menanjak bukit. Setelah sampai di Abhyagiri kurang lebih satu kilometer di sebelah kanan jalan merupakan lokasi Candi Barong. Tepatnya di Dukuh Candisari, Sambirejo, Prambanan, Sleman Yogyakarta.

Abadikan sunset kamu juga ya.

Kamis, 23 Maret 2017

Wujud Perhatian terhadap Siswa Inklusi, Surabaya Tambah Restoran di Surabaya 106 Guru Pendamping Khusus

Perhatian Dinas Pendidikan (Dindik) Kota Surabaya terhadap pendidikan inklusi terus ditingkatkan.

Hal ini dilakukan dengan menambah 106 tenaga guru pendamping khusus (GPK)  yang tersebar di berbagai sekolah Surabaya.

15 orang di antaranya juga menjadi pendamping Pusat Pelayanan Disabilitas yang terletak di lima wilayah Surabaya

“15 orang tersebut akan di tempatkan pada lima wilayah yang berbeda”, tutur Plt Kabid Sekolah Dasar, Sudarminto.

Sudarminto mengungkapkan Pusat Layanan Disabilitas adalah suatu program dari Pemkot Surabaya melalui Dindik memberikan pelayanan bagi peserta didik penyandang disabilitas.

Khususnya yang berada di lingkungan kota Surabaya agar meminimalisir kesenjangan antara peserta didik disabilitas dengan peserta didik non disabilitas lainnya.

“Penambahan pendamping sekaligus menambah kapasitas guru dalam memberikan keterampilan dasar yang dibutuhkan untuk kemandirian Anak Berkebutuhan Khusus (Abk). Serta partisipasi penuh dalam menempuh pendidikan dan pengembangan sosial,”tambahnya.

Sudarminto mengungkapkan, ada beberapa restoran di Surabaya program yang nantinya dikembangkan dalam pusat pelayanan disabilitas di antaranya, konsultasi, penyebaran informasi, penanganan, terapi, koordinasi, pengembangan kerjasama, assesment, sampai pelatihan kepada guru dan tenaga kependidikan.

“Masing-masing pusat pelayanan disabilitas dilengkapi dengan sarana meubelair, alat peraga edukasi (APE) dan sarana elektronik untuk menunjang berbagai aktifitas,”tegasnya.